Alfi menangkup wajah Viona dan melihat ada memar di pipinya. Alfi kembali memaki dan bersiap untuk melampiaskan kemarahannya tapi tertahan karena tangan Viona.
"G-gue mau pulang," cicitnya pilu.
Alfi melepaskan jaket yang ia pakai lalu mengenakan ke tubuh Viona. Perempuan itu menggigil. Perpaduan rasa takut dan dingin.
"Sebentar," Alfi bergerak cepat ke arah kamera saat matanya tidak sengaja menatap benda itu.
Alfi mendesis jijik lalu melempar kamera tersebut ke lantai dan mengambil kartu memorinya. Dia tidak tahu kalau kedua sahabatnya akan berbuat segila itu kepada seorang perempuan.
"Ayo," ajak Alfi sambil membantu Viona berdiri dan membawanya keluar dari tempat terkutuk itu.
Viona hampir saja hilang kesadaran kalau Alfi tidak mendekapnya dengan erat. Merasa kalau perempuan itu benar-benar tidak berdaya, Alfi memutuskan untuk menggendongnya.
"Maaf," bisik Alfi dengan rahang yang mengeras.