"Lantai 10, huh!"
Akhirnya Viona tiba di kamar yang Alfi janjikan. Perempuan itu mengetuk pintu. Tidak lama pintu di depannya terbuka dan kening Viona berkerut.
"Abrar?"
Viona tidak tahu kenapa ada sahabat Alfi di sini. Apakah lelaki itu tengah mengerjainya? Kalau iya, Viona akan membenci Alfi seumur hidupnya karena telah menjebaknya dengan lelaki maniak seperti Abrar.
"Hai, cantik. Ada angin apa lo nemuin gue ke sini? Lo cewek panggilan?"
Vione mendengkus dan melipat kedua lengannya di depan dada. Pandangannya menatap Abrar dari atas hingga bawah. Dalam hati Viona berdecak kesal, kenapa Abrar harus bajingan sih? Padahal lelaki itu cukup tampan. Ya, meskipun ketampana si kembar masih di posisi teratas.
"Alfi mana?" tanya Viona melirik ke belakang Abrar.
"Oh, gue lagi tukar kamar sama Alfi. Ada sedikit kendala. Lo ngapain? Mau setor desahan ke Alfi?"
Abrar tertawa mengenal sambil menatap Viona dari atas sampai bawah.