"Nggak adek gedor-gedor? Abang kan jadwalnya masuk pagi sejak kemarin sampai besok," ujar Syabil menoleh pada Balqis.
"Males ah, Mi, ntar adek diomelin Abang. Mami aja," sahut Balqis sambil mengerucutkan bibir.
Arta tertawa melihat si bungsu yang menggemaskan. Tetap menjadi anak kecil di mata Arta meski Balqis kini sudah menginjak usia remaja dan duduk di kelas 2 SMA.
"Kamu aja yang manggil, Yang," ujar Arta pada Syabil dan diangguki oleh Balqis. Sedangkan wanita itu menghela napas pelan sambil menyudahi kegiatannya dan menyuruh asisten rumah tangga yang kebetulan baru saja tiba untuk menghidangkan sarapan ke atas meja.
Syabil berlalu melewati Balqis sambil mencubit gemas pipi anak bungsunya. Balqis terkekeh karena hanya Syabil yang mampu mengatur anak-anaknya. Apalagi si Alfi yang memang agak bandel.
"Pi," panggil Balqis pada Arta.
Arta menoleh pada putri bungsunya dengan kening berkerut.