Balqis mengerjap. "Eh? Kok Kak Aya tahu?"
Ayana memutar bola mata. "Artinya kamu nggak beneran sayang sama pacarmu."
Ayana mengubah posisinya menjadi duduk dan memangku bantal guling Balqis.
"Sekarang kita kaitkan dengan hubungan Abang," lanjut Ayana membuat Balqis mengerjap lagi. Sedangkan Syabil mengulum bibirnya agar tidak mengeluarkan sepatah katapun. Wanita itu akan menjadi pendengar saja.
"Kenapa bahas Abang?" tanya Balqis heran. Gadis itu menatap Syabil dan Ayana bergantian.
"Kamu nolak Abang punya hubungan sama sahabat kamu kan? Dan artinya kamu juga nggak mau Abang bahagia. Dan artinya lagi, kamu nggak suka lihat Abang bersatu sama apa yang dipilihnya."
Balqis terdiam. Kata-kata Ayana sukses membuatnya berpikir keras. Tidak. Balqis bukan tidak ingin Alif bahagia. Balqis malah sangat ingin abangnya itu bahagia. Tapi kenapa harus dengan Rara? Bukan kah masih banyak gadis lain di dunia ini?
