Balqis mengetuk pintu kamar Alif dengan tidak sabaran. Saat wajah sang Abang muncul dibalik pintu, Balqis segera menarik lengan Alif untuk menuruni anak tangga.
Alif yang masih mencoba mengumpulkan setengah nyawanya yang tertinggal di kasur mengikuti saja langkah kaki sang adik.
"Bang, buruan!"
Alif menguap dan mengucek matanya. Sial. Dia baru tidur beberapa jam karena sibuk membujuk Rara agar tidak merajuk lagi dan meminta break, dan Alif berharap bisa tidur sampai siang karena hari ini dia tidak ada kelas pagi.
Tapi....
"Ke mana sih, dek? Abang masih ngantuk ini."
Balqis membuka pintu mobil dan menyuruh Alif untuk duduk di kursi kemudi sedangkan dia duduk di sampingnya.
"Buruan jalan, bang! Antar Aqis ke rumah sakit!"
Mata Alif segera melek. Rumah sakit? Siapa yang sakit?
"Mami? Papi? Oma? Opa? Siapa yang sakit?" tanya Alif beruntun.