"Ya, dek?"
["Abang udah pulang kampus?"]
"Udah, ini lagi di rumah. Kenapa?"
["Nanti jemput Aqis ke sekolah?"]
"Iya. Kamu nunggu di tempat biasa kan?"
["Mm, Rara nggak les. Nanti kalo Abang udah anter Aqis les terus kita jalan gimana?"]
Alif tersenyum dan duduk di tepi kasur.
"Boleh. Nanti ikut sekalian antar Aqis gimana?"
["Nggak ah. Nanti Aqis curiga. Rara tunggu di tempat biasa ya."]
"Iya. Nanti Abang telpon lagi kalau mau otw ke sekolah."
["Oke."]
Sambungan telepon terputus dan Alif mulai merebahkan diri. Astaga. Rasanya dia masih bermimpi.
Alif tidak tahu akan berakhir seperti ini. Dia menjalin hubungan diam-diam dengan sahabat adiknya.
"Kalau Aqis tahu Rara pacaran sama gue, tuh bocah marah nggak ya?"
Alif menghela napas dan mulai memejamkan mata. Dia akan tidur sebentar sebelum jam 3 nanti menjemput Balqis atau yang sering dipanggil Aqis ke sekolah.