Terlahir dari keluarga kaya raya membuat Alif dan Alfi mudah mendapatkan apapun. Tentu saja masih dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi.
Karena sudah diketahui oleh publik jika mereka adalah anak pengusaha terpandang di negeri ini, Alif dan Alfi malah didekati dengan niat memanfaatkan.
Banyak gadis yang melirik, tapi tidak satupun yang terlihat tulus. Mereka mendekat hanya saat butuh dan saat senangnya saja.
Seperti sekarang, keduanya duduk di kantin kampus dengan keempat sahabatnya. Ada Jailani, Zeyn, Abrar dan Tito.
Mereka mengambil jurusan yang sama meski berbeda kelas. Karena si kembar lebih suka sekelas berdua tanpa keempat sahabatnya.
"Jadi gimana? Mau jemput gue ntar malem?"
Tangan lentik yang dihiasi cat kuku tosca itu menggoda dagu Alfi. Lelaki itu tersenyum culas dan mengangguk. Sedangkan Alif di sampingnya hanya menggeleng maklum.