Darka dan Desi bernapas lega saat satu bayi sudah lahir.
"Satu lagi ya, Bu. Tarik napas.... Mengejan."
"Nggak kuat."
Tia menggeleng lemah. Darka mencium kening istrinya dan membisikkan kata-kata cinta.
"Kamu kuat, Sayang, kamu kuat demi si kembar. Ayo, kakaknya udah lahir, tinggal dedek lagi. Bunda kuat."
"Aaarrrggghhhh...."
Oek! Oek!
"Alhamdulillah, nak," seru Desi penuh syukur karena kini kedua cucunya telah lahir ke dunia.
Tia masih terengah dan keringat membasahi wajahnya. Darka dengan lembut mencium kening Tia dan tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Makasih, Sayang, makasih," bisik Darka penuh haru.
Tia tersenyum lemah dan menarik wajah Darka untuk bisa dia kecup. "Aku bisa, bang, aku kuat."
Darka mengangguk dan kembali mencium Tia. Kini bibirnya yang menjadi sasaran bibir Darka.
"Bunda hebat."