"Om."
Darka menoleh saat sapaan tidak asing itu mengapa pendengarannya. Pagi ini Darka harusnya ke kantor karena ada satu rapat yang akan diadakan. Tapi karena sejak bangun pagi Tia merengek dan bawel tidak mau jauh-jauh darinya, alhasil Darka harus tetap di rumah.
Lalu bagaimana dengan rapatnya? Tetap berjalan. Hanya saja Darka digantikan oleh Arta. Karena proyek yang akan dibahas dalam rapat pagi ini juga ditangani oleh Arta.
Sekarang Darka duduk di ruang tamu menunggu Tia yang masih berdandan. Tia mengajaknya untuk ke rumah Deana. Istrinya masih dalam fase ngidam. Dan keinginannya kali ini adalah mencicipi kue buatan kakak ipar.
"Kenapa kamu ke sini bukannya ke kampus?"
Darka melipat koran yang sempat dibacanya kala Alif masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tepat di sebelah Darka.
Wajah keponakannya itu terlihat bingung dan panik secara bersamaan. Darka cukup penasaran. Kali ini masalah apalagi yang harus Darka selesaikan.