Tujuh bulan kemudian.
Darka yang sejak tadi hanya bisa duduk sambil bersandar dikepala ranjang kini bernapas lega saat punggung lelahnya akhirnya bisa menyentuh lembutnya kasur.
"Oh, Tuhan, ini benar-benar nyaman."
Darka tersenyum lebar dan memejamkan mata namun suara rengekan dari sebelahnya membuat Darka mengusap dada.
"Abang...."
"Iya, Sayang."
Semenjak usia kehamilan Tia memasuki Minggu ke-33, istrinya itu semakin manja dan tidak bisa ditinggal sendirian.
Harus dengan Darka!
Tia tidak mau ditemani oleh siapapun selain Darka. Bahkan untuk proyek ke lapangan saja Darka harus membawa Tia yang selalu memantau kerjanya dari dalam mobil.
Kadang Darka merasa ingin berhenti saja bekerja sampai Tia melahirkan. Tapi mengingat itu masih lama, sekitar 7 Minggu lagi, jadi Darka memutuskan saja untuk terus bekerja. Mungkin sampai usia kehamilan istrinya memasuki Minggu ke-38 baru Darka akan memantau segala urusan kantor dari rumah.
