Tia mencepol asal rambut panjangnya saat perempuan itu membasuh wajah sebelim ikut bergabung bersama Darka di atas ranjang.
"Dingin astaga!"
Tia sedikit menggigil saat air dari keran membasahi wajahnya.
Selesai membasuh wajah, Tia meraih handuk dan berjalan ke dalam kamar. Darka sudah duduk menunggunya di atas ranjang. Satu tangan Darka sudah memainkan benda pusaka miliknya.
Tia meneguk ludah. Sial. Darka sudah kenyang karena makan malam tapi masih saja lapar akan tubuhnya.
Tia kira Darka akan melupakan rutinitas suami istri malam ini.
"Ayo dong, Sayang."
Tia geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya.
"Aku kira udah kenyang."
"Kenyang karena nasi udah. Tapi kenyang karena kamu belum."
"Dih..."
Darka tertawa. Di luar sedang hujan deras. Sejak sore memang sudah ada tanda-tanda akan turun hujan karena angin yang begitu kencang. Desi juga sudah masuk ke dalam kamarnya saat selesai makan malam tadi.