"Hei, Sayang..."
Darka menahan lengan Tia dan memeluknya. Bisa Darka rasakan tubuh sang istri bergetar dalam dekapannya.
"Maaf," bisik Darka.
Entah apa yang salah. Yang jelas Darka merasa ini kesalahannya.
Darka tidak membawa Tia ke dalam lift saat benda kotak itu terbuka. Syukurlah kalau di lantai ini hanya ada ruangan Darka sehingga tidak akan ada yang mengganggu mereka.
"Aku nggak suka sama perempuan itu!"
Darka mengusap punggung Tia dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Aku benci dia! Aku nggak suka kamu ketemu dia! Aku nggak mau kamu ketemu dia! Aku nggak suka!"
Suara jeritan Tia teredam di dada Darka. Apa semua perempuan akan se-marah ini kalau ada perempuan lain yang mendekati suami mereka?
Iyalah, bego!
"Aku nggak akan ketemu dia tanpa kamu."
Darka mengurai pelukannya dan memandang wajah sembab Tia. Lelaki itu mengusap pipi Tia dan tersenyum.
"Mau tanpa aku atau enggak tetap aja aku nggak ijinin!"