Tia menghembuskan napas lega saat dirinya berbaring di atas sofa di dalam ruangan Darka.
Darka tersenyum geli melihat sang istri yang memejamkan mata dengan sebelah tangan yang mengusap lembut perutnya.
"Lapar?" Tanya Darka sambil duduk di atas meja di depan Tia berbaring.
"Nggak. Cuma pingin ngelus aja. Aku bayangin perut aku kayak ibu-ibu di ruangan rapat tadi. Pasti rasanya sangat menyenangkan, bang."
Darka ikut mengusap perut Tia. Meskipun usia janinnya masih sangat kecil, tapi entah kenapa ada perasaan hangat yang menyelimuti hati keduanya.
"Cepat tumbuh besar ya, nak."
Tia tersenyum mendengar ucapan Darka.ย
"Mau tidur bentar? Atau langsung pulang aja?"
Darka bertanya sambil melihat jam dipergelangan tangannya. Sudah pukul 4 sore.ย