"Abang ih!"
Darka tertawa. Akhirnya panggilan 'abang' lah yang Tia pilih. Daripada Darka bertanduk karena panggilan Koko, lebih baik memilih jalan aman saja.
Lagipula Tia suka panggilan Abang.
"Aku jadi nggak pingin berhenti manggil kamu Abang deh."
Tia tertawa dan memeluk Darka, kini mereka sedang berada di dalam mobil menunggu Desi mengunci pintu.
Saat Desi sudah masuk ke dalam mobil, Darka mulai menjalankan kendaraannya membelah jalanan malam ibukota.
Tidak lama mereka tiba di kediaman Deana dan Pino yang hanya bersebelahan dengan kediaman Bara dan Cecil.
Deana menyambut kedatangan Darka, Tia dan Desi dengan senyum merekah sempurna. Deana menyalami Desi dan memeluk wanita tua itu. Deana juga memeluk Tia dan membawanya masuk menuju ke ruang makan bersama Darka dan Desi yang mengikuti mereka.
Di sana sudah ada Bara, Cecil, Arta dan Syabil.