Di dalam kamar Tia, Darka mulai kembali berulah. Lelaki itu menarik lengan Tia untuk segera berbaring menemaninya.
Darka sudah melepaskan seluruh pakaiannya. Hanya tersisa celana bokser ketat yang membalut aset berharganya. Sedangkan Tia belum menanggalkan apapun. Gadis itu ingin membersihkan wajah terlebih dulu tapi Darka tidak memberinya waktu untuk itu.
"Aku mau mandi, gerah."
Darka bergumam sebagai respon. Kini ceruk leher Tia menjadi sasaran untuk bibir Darka. Tia berdecak karena dia benar-benar merasa lengket setelah dari pagi ke kampus lalu ke rumah Darka. Dia butuh air untuk mandi.
"Mandi dulu ya, nanti puas-puas deh mau ngapain. Minggir dulu."
Darka mencebikkan bibir dan ikut beranjak saat Tia sudah melipir ke kamar mandi di kamarnya.
"Sambil mandi aja kalo gitu."
"Nggak. Ini rumah deket banget sama tetangga, Ka, bisa denger ke sebelah."