Tia menatap Darka yang kini diberi obat oleh Cecil. "Kamu nggak bilang alergi udang. Aku nggak tahu."
Darka menggenggam tangan Tia yang kini bergetar karena khawatir. Tia tahu rasanya diposisi Darka dan itu sama sekali tidak nyaman. Di mana seluruh wajah, leher bahkan Tia sampai ke badannya gatal semua.
"Istirahat di kamar aja yuk," ajak Tia yang diangguki Darka.
Tia beranjak lebih dulu dan diikuti oleh Darka menuju ke kamar gadis itu. Di dalam masih ada Deana yang kini tengah menepuk-nepuk bokong bulat anaknya.
"Kambuh alerginya, dek?"
Darka mengangguk. Tia masih merasa bersalah karena dialah yang memberikan sayur itu ke piring Darka.
"Udah, nggak papa. Dikit kok yang aku makan." Darka mengusap pipi Tia dan tersenyum meski rasa gatal di hidungnya masih belum reda.
Obat dari Cecil sudah dia telan dan hanya menunggu beberapa menit lagi paling gatalnya akan hilang meski kemerahan di lehernya tidak akan hilang dengan cepat.