Darka mengernyitkan dahi dengan keringat yang mulai membasahi wajahnya.
Gadisnya dalam bahaya. Dia harus segera menyelamatkan Tia.
"TIA!"
Semua orang di dalam kamar inap Darka seketika terlonjak karena suara lelaki itu.
Cecil segera mendekat dan mengusap pipi Darka. Putranya pasti mimpi buruk.
"Dek?"
Darka membuka mata dengan napas terengah. Matanya nyalang menatap langit-langit ruangan.
"Mom... Tia..."
Cecil mencium kening Darka dan berbicara pelan. "Tia di kamar inap sebelah. Kalian sama-sama butuh banyak istirahat."
Darka menggeleng dan memaksakan diri untuk beranjak dari atas ranjang pasien.
Cecil menahannya namun gelengen kepala yang Bara berikan kepada sang istri membuat Cecil kembali menarik tangannya.
"Pelan-pelan. Ingat luka kamu. Bekas jahitan dari operasi belum sembuh total makanya kamu pusinh, dek."