Tia mendorong dada Darka. Tidak berefek sama sekali. Darka malah semakin memperdalam ciumannya. Bahkan kini Tia sudah terbaring di atas sofa dengan Darka yang menindihnya.
Astaga. Darka seperti mendapatkan air di gurun pasir. Lega.
"Kaaa....aahhh..."
Darka melarikan bibirnya ke leher jenjang Tia dan meninggalkan jejak bibirnya di sana. Sial. Tia bisa lepas kontrol dan kembali menyerahkan diri kepada Darka kalau lebih lama begini.
"Gue nggak bisa berhenti," bisik Darka di telinga Tia. Suaranya serak akan gairah.
Tia tahu Darka sudah bernafsu karena sesuatu yang keras di bawah sana sangat mengganggu di atas miliknya.
"Kaaa...stopphhh..."
Darka kesal karena tangan Tia berusaha untuk mendorongnya. Lelaki itu akhirnya menahan kedua tangan Tia di atas kepala gadis itu. Darka menatap mata Tia. Gadis itu terengah hebat dengan mata sayu.
"Plis, Ti, jangan suruh gue menjauh. Gue nggak bisa."