Tia merasa geli di bawah sana. Apalagi kini rok selututnya sudah naik ke atas pinggul. Kakinya di lebarkan oleh Darka dan lelaki itu menarik karet bokser miliknya.
Darka mengarahkan tangan Tia untuk menyentuh miliknya. Tia menggigit bibir merasakan keras dan besarnya milik Darka. Dia tidak tahu kalau benda tumpul sebesar itulah yang menerobos masuk menembus selaput darahnya.
Pantas saja sangat menyiksa.
"Oh, sial, enak banget."
Tia bisa merasakan deru napas Darka yang semakin berat. Entah kenapa melihat Darka menikmati sentuhan tangannya seperti ini membuat Tia semakin ingin menyentuh lelaki itu.
"Gini?"
Darka mengangguk. Matanya semakin diselimuti kabut gairah yang pekat. Tatapan matanya kepada Tia tidak bisa dia artikan. Seperti menginginkan dan sangat bernafsu.
Karena tidak tahan lagi, Darka segera menarik ke samping celana dalam Tia lalu mengarahkan miliknya untuk memasuki liang basah nan hangat itu.