Tia mematut kembali penampilannya di depan cermin. Rapih. Gadis itu segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Desi yang kini sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
"Pagi, Bu."
"Pagi anak ibu."
Senyum Desi selalu terkembang sejak tadi malam saat Tia pulang dengan mengatakan kalau gadis itu sudah mendapatkan pekerjaan.
Tak tanggung-tanggung, Tia juga mengatakan akan kembali berkuliah lagi di akhir Minggu ini. Desi jelas sangat bahagia.
"Satu pesan ibu," ujar Desi kepada Tia saat mereka selesai sarapan dan Tia mengapit lengan Desi menuju pintu rumah.
"Jaga diri baik-baik. Nggak papa kalau kita susah, yang penting bisa menghargai diri sendiri. Itu kehormatan kita."
Jantung Tia seperti ditikam beribu pedang tajam. Dengan senyum yang dipaksakan terkembang lebar, Tia membalas dengan anggukan yakin pada Desi.
Wanita 50 tahun itu tersenyum dan mengecup kening sang putri. "Hati-hati di jalan."
"Bye, Bu."