"Kita mau ke mana sih? Lo nggak bakal jual gue kan?"
Darka yang tengah menyetir menoleh dan terbahak. Tia dan isi otaknya sangat menggelikan.
"Kenapa harus gue jual gadis menggoda kayak lo. Mending buat gue."
Jantung Tia berdegub. Darka belum pernah tertawa selepas ini. Itu yang Tia ingat selama mereka satu sekolah dan satu kelas selama di SMA.
Oke, Tia akui dulu di sekolah Darka sangat disukai banyak orang. Yang utama adalah para siswi. Dan itu termasuk dirinya. Tapi Darka malah menyukai Gracia. Gadis yang terkenal sombong se-antaro sekolah.
Lalu saat Gracia menolak Darka terang-terangan, Darka sedikit berubah dari yang Tia tahu. Darka remaja lebih pendiam dan dingin. Dari awalnya yang mudah senyum menjadi lelaki yang pelit senyum.
Tia juga tahu pasti egonya tersentil karena penolakan Gracia kala itu.
"Ka, gue serius. Ini kita di mana? Banyak mobil lagi. Ini rumah siapa?"
"Rumah orangtua gue."