"Tapi tetap aja masih banyak cara lain daripada jadi mafia. Bahkan kalau pun abang berteman sama mafia-mafia di Jerman sana, aku nggak masalah asal jangan abang bos nya. Ini malah..."
Deana geleng-geleng kepala. Sedangkan Pino meringis dan mengecup puncak kepala Deana.
"Tapi tetap cinta kan sama abang?" tanya Pino sambil mengangkat dagu Deana agar gadis itu menatapnya.
Deana mendengkus. "Ya gimana. Udah jadi suami juga."
Astaga. Pino hanya bisa mengusap dada dan bersabar dengan ucapan sarkas istrinya.
"Tapi..."
Pino menatap Deana yang menjeda ucapannya. Mata keduanya saling mengunci dan Pino tahu kekhawatiran sang istri dari tatapan tersebut.
"Abang bakal ninggalin dunia mafia kok. Tapi setelah abang membalas semua yang mereka lakukan terhadap kamu dengan setimpal."
Deana menggeleng. "Lupain ya. Aku nggak mau abang kenapa-napa. Lupain aja. Kita hidup bahagia tanpa adanya baku hantam. Janji?"