Entah berapa lama mereka bergumul dengan gairah yang meletup-letup di atas ranjang. Yang jelas suara bel kembali terdengar dan kali ini lebih beruntun. Setelah mendapatkan pelepasan yang entah ke berapa kalinya bagi Deana, gadis itu kelelahan dan tertidur pulas.
Suara bel lah yang membuatnya mengerang kesal dan semakin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Pino.
Pino mengusap punggung Deana saat istrinya itu merengek kesal. Pino meraih ponsel Deana yang dekat jangkauannya.
"Yang, udah jam 1."
"Hm."
Pino menguap dan kembali meletakkan ponsel Deana. Namun baru saja Pino ingin menarik tangannya, ponsel itu berdering.
Meraihnya kembali, Pino melihat nama Arta di layarnya.
"Halo?"
["Eh, pakmil, lo pada nggak laper apa gimana? Jam makan siang udah lewat nih."]