Hari ini minggu. Deana sejak bangun pagi sudah merasa kasihan pada Pino yang muntah-muntah setiap kali mencium bau pewangi di kamar mereka.
Deana sudah menggantinya beberapa menit yang lalu. Tapi baunya masih tersisa dan itu membuat Pino tidak mau memasuki kamar mereka.
Pino terlihat pucat dan lemah. Deana merasa bersalah karena mengganti pewangi kamar mereka dengan wangi yang berbeda dari sebelumnya.
Hanya karena Deana merasa wanginya enak dicium, gadis itu langsung menggantinya. Dia lupa ada pria yang penciumannya sensitif karena si istri tengah hamil.
"Abang." Deana memasuki kamar tamu yang berada di lantai atas dan mengusap rahang Pino.
Bagaimana mereka akan melangsungkan pesta pernikahan kalau Pino saja pucat dan memprihatinkan begini.
Kemarin dokter Vivi juga memberikan obat dan vitamin untuk Pino konsumsi jika merasa mual. Pino sudah meminumnya dan rasa mualnya masih belum reda.
"Ke dokter yuk." ajak Deana.