Deana mengelus rahang kokoh Pino. "Tapi kita harus ke dokter buat mastiin lebih jelas. Aku nggak mau kecewa." bisik Deana dan Pino mengangguk tanpa ragu.
Pino mengecup kening Deana dengan lembut. "Abang yakin beneran positif kok."
Deana mengerucutkan bibir. "Kenapa yakin?"
"Karena abang tiap hari nyemprotin kamu."
Deana memukul lengan Pino yang berada di masing-masing sisi tubuhnya.
"Bahasanya."
Pino terkekeh.
"Kan, aku sampai lupa." Deana mendorong pelan Pino sehingga kini gadis itu duduk di atas ranjang.
Deana menunjuk meja di depan sofa yang penuh dengan berbagai hidangan. Pino tersenyum.
"Laper." ucap Pino mengusap perutnya.
Deana terkekeh dan mulai beranjak dari atas ranjang sambil membenarkan lagi tali bra dan dress yang dia kenakan.
"Ayo, Yang." ajak Pino sambil menepuk tempat di sebelahnya agar Deana duduk di sana.