"Wait."
Deana menahan dada Pino yang akan menindihnya. Mata keduanya sudah dipenuhi oleh kabut gairah. Pino tahu Deana sama besarnya menahan gairah dengannya. Tapi Pino juga bingung kenapa istrinya itu menunda-nunda lagi.
"Kenapa, Yang?" tanya Pino dengan suara serak menahan gairah.
"Minggir dulu."
Pino dengan setengah hati beranjak dari atas tubuh Deana dan duduk di pinggir ranjang. Deana beranjak duduk dan turun kemudian berdiri tepat di depan Pino.
Deana tersenyum menatap mata Pino yang gelap karena kabut gairah.
Pino menahan napas saat Deana melepaskan tali kimono dan...
"Dek..."
Napas Pino tercekat. Wajahnya linglung. Tatapannya tidak berkedip sama sekali. Pino benar-benar mendapat kejutan yang luar biasa. Ini... di luar dugaannya.
Kimono sepenuhnya lepas dari tubuh Deana. Kain lembut itu teronggok di lantai di dekat kaki Deana.
Deana melangkah maju mendekati Pino dan berdiri di antara kaki suaminya.