Deana menatap Darka yang merengek karena tidurnya terganggu. Gadis itu kasihan karena adiknya itu Bara sekali, kalau tidur harus dingin. Kalau nggak AC ya kipas angin.
"Panas." rengeknya pada Cecil dan wanita itu mengipasi wajah Darka juga.
Sedangkan Aella dan Aelli memilih duduk berdempetan dan kembali tertidur. Deana geleng-geleng kepala melihat si kembar itu.
Tidak lama lampu kembali menyala semua orang mengucap syukur. Keempat sahabat Deana pamit undur diri karena memang mereka mengantuk dan ini sudah pukul 2 dini hari.
Lagipula mereka juga paham kalau Deana dan Pino butuh waktu untuk melepaskan rasa rindu mereka. Apalagi Pino baru saja mendarat setelah 12 jam perjalanan dari Jerman ke Indonesia. Pria itu jelas sangat lelah.
Deana mengantar keeemptnya sampai di depan teras. Deana melambai saat suara klakson mobil Lala pergi. Mereka satu mobil semua menuju ke sini.