Deana masih diam menatap tenang pada Tere. Wanita di depannya benar-benar mempunyai nyali besar.
"Kalian saling menyukai?" tanya Deana sambil menyesap minumannya setelah pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.
Tere tersenyum simpul. "Menurutmu?"
Keduanya sama-sama tenang. Bahkan Deana terkesan tidak ambil peduli lagi. Terserah Pino dan Tere jika memang mereka punya hubungan indah di belakang Deana.
"Yang aku ingat suamiku tidak pernah mengatakan menyukai wanita lain padaku. Dia bilang hanya aku gadis yang dia cintai. Tapi," Deana mengamati perubahan raut muka Tere. Terlihat sedikit berbeda dari tadi. "Aku akan berterimakasih jika ada wanita yang berhasil menggoyahkan iman suamiku. Itu artinya dia bukan pria yang tepat untukku."
Senyum Tere sepenuhnya hilang. Wajahnya terlihat tidak senang. Deana pura-pura mengedarkan pandangannya ke sekeliling kafe.
"Kamu mendengar sesuatu di hotel kemarin?" tanya Tere sambil meghela napas.