Bara dan Cecil tengah duduk di ruang tengah bersama Darka. Keduanya tadi sudah bergantian mengetuk pintu kamar Deana. Tapi gadis itu sama sekali tidak menyahut.
Bahkan Cecil yang ingin mengantar makan siang saja tidak bisa masuk karena Deana mengunci pintu.
"Mas, coba lagi. Deana dari pagi belum keluar kamar. Dia belum makan apapun. Aku khawatir, Mas."
Bara menghela napas dan berdiri dari duduknya di samping Cecil.
Pria paruh baya itu berjalan menaiki anak tangga untuk ke lantai 2. Bahkan Darka ikut bersamanya.
"Ayo, dek, panggil kakak." ujar Bara dan Darka mengangguk semangat.
Bocah 9 tahun itu mengetuk pintu kamar Deana dan berteriak memanggil nama Deana.
"Kak Na cantik bangun! Udah mau malam ini."
Bara terkekeh mendengar ucapan ngawur Darka untuk memanggil Deana.
Darka mendongak menatap Bara dan berseru, "Kakak tidur apa gimana, Dad? Jangan-jangan Kak Na pingsan."
"Eh, nggak boleh gitu." tegur Bara.