Setelah Tere keluar dari ruangan Pino, pria itu meraih ponsel dan mendial nomor Deana. Percobaan kedua kali masih sama. Tidak ada jawaban. Kening Pino mengernyit bingung, apa kelasnya belum selesai? Tanya Pino dalam hati.
Pino meletakkan ponselnya dan kembali menekuni dokumen di atas meja. Pino ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dan akan pulang lebih awal. Pino sangat merindukan istrinya. Padahal belum sehari mereka tidak bertemu.
Senyum manis tersungging di bibir Pino. Rasanya benar-benar bahagia bisa menjalani hari sebagai status baru.
Suami.
Pino tidak pernah berpikir akan secepat ini dia mengikat Deana. Padahal dulu sebelum kembali ke sini, Pino sudah memikirkan dengan matang kalau dia akan melamar Deana saat gadis itu menyelesaikan gelar sarjananya.
Namun takdir siapa yang tahu. Itu artinya Tuhan mempermudah jalan Pino untuk mendapatkan Deana karena niat baik pria itu.