"Ayo ibadah."
"Hah?"
Deana masih mencerna maksud ajakan Pino. Ibadah? Ibadah yang seperti apa dulu?
Deana mengerjap beberapa kali sebelum sebuah benda kenyal basah menyentuh bibirnya.
Pino tidak bisa menunggu Deana lebih lama lagi. Gadis itu seakan sengaja menyiksanya hanya dengan tatapan polos dan bingung di wajahnya.
Ke mana perginya Deana yang agresif dan mesum?
Pino mendorong pelan tubuh Deana agar berbaring di atas ranjang. Untung saja gadis itu sudah berada di atas ranjang. Jadi Pino tidak perlu repot-repot menggendongnya ke atas ranjang.
"Banghhh..."
Deana mendorong pelan dada Pino karena merasakan sesak napas. Mereka butuh asupan udara yang banyak karena Pino benar-benar melumat habis bibirnya dengan penuh napsu.
"Istriku." bisik Pino di depan bibir Deana yang sedikit terbuka dan basah.
Deana tersenyum dan membuka mata membalas tatapan penuh cinta yang ditampilkan oleh Pino.