Sesuai ucapan paman dan bibi Pino yang katanya akan tiba saat siang, kini keduanya sudah berada di rumah Bara dan Cecil.
Mereka juga ikut berduka mendengar kabar meninggalnya Kinan. Bagaimanapun, Kinan adalah sosok ibu yang diinginkan oleh siapapun. Baik, penyabar, penyayang dan mudah untuk akrab dengannya. Bahkan Paman dan bibi Pino yang baru pertama kali waktu lamaran bertemu dengan Kinan saja sudah merasa nyaman dengan wanita tua itu. Bawaan Kinan yang memang tenang dan mudah tersenyum membuat siapa saja merasa amat sangat kehilangan.
"Jadi minggu depan akad? Pestanya bulan depan?" tanya Lucas, Pama Pino.
Bara mengangguk. "Keputusan yang sudah disepakati bersama. Dan kami juga butuh kesepakatan dari Mas Lucas."
Lucas mengangguk. "Saya mengikuti keputusan terbaik yang sudah disepakati. Kita juga tidak mungkin mengadakan pesta meriah di saat baru dilanda musibah begini."