Deana menggeliat pelan dari tidurnya. Gadis itu merasakan usapan-usapan lembut di rambutnya. Deana kira Pino sudah pergi saat dirinya terlelap sehabis menangis tadi.
"Jam berapa?" tanya Deana dengan suara serak khas bangun tidur.
"Jam 8 malam."
Deana mengernyit bingung dan menoleh ke belakang. Bukan Pino. Tapi Bara.
"Daddy?"
Bara tersenyum dan mengecup kepala Deana. "Bangun, cuci muka, makan malam." titahnya.
Deana beringsut duduk dan mendekati Bara. Seakan paham dengan apa yang akan Deana lakukan, Bara segera merentangkan tangannya.
"Kangen." ucapnya manja pada Bara.
Deana menyandarkan pipinya di dada bidang Bara. Meski usianya tidak lagi muda, tapi Bara masih segar seperti dulu. Pria itu masih rajin berolahraga sehingga banyak orang yang tidak percaya kalau bapak 5 anak itu sudah berumur kepala lima.