Deana menatap uluran tangan Pino. Tangan yang tadi menggenggam tangannya dengan hangat dan nyaman.
"Kamu belum makan sejak kapan?" Tanya Pino dengan lembut.
Deana masih diam. Tidak ada yang bisa Pino lakukan dari kebungkaman mulut Deana. Pria itu menarik meja yang sudah diisi oleh makanan di atasnya mendekat ke arah ranjang.
Pino duduk di tepi ranjang dan memilih beberapa menu. Pertama, Pino mengambil air putih dan mengangsurkan pada Deana. Gadis itu menerimanya tanpa mengucapkan apapun.
Deana masih mencerna apa yang tengah ia alami. Matanya menelisik setiap sudut ruangan ini. Kamar yang luas.
'Ini di mana?' benak Deana bertanya bingung.
"Dek."
Pino menyentuh tangan Deana dengan lembut. "Makan dulu ya? Habis itu abang anter pulang."
Deana tetap tidak bergerak. Dia sengaja bungkam. Dia ingin Pino tahu kalau dirinya tidak ingin berbicara dengan pria itu.