Tubuh Deana membeku. Mommy-nya tidak salah sebut kan? Apa katanya tadi? Pino?
Deana melarikan bola matanya menatap sosok yang duduk di sebelah Arta. Senyuman itu... Deana tahu.
Entah kenapa Deana seakan mendramatisir keadaan. Bukannya mendekat, Deana malah memutar tumitnya untuk kembali ke lantai atas.
Semua orang sampai keheranan. Senyum yang tadi cerah di bibir Pino mendadak lenyap berganti wajah sendu.
Apa gadis itu tidak ingin bertemu dengannya lagi?
Apa gadis itu tidak merindukan Pino seperti Pino merindukannya?
Banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam benak Pino. Cecil beranjak dari duduknya untuk menyusul sang putri namun di tahan oleh Syabil.
Istri Arta itu menawarkan diri untuk menyusul Deana. Cecil mengangguk dengan berat hati.
"Adikmu kenapa sih, bang? Bukannya salaman sama Pino malah kabur. Nggak sopan." omel Cecil membuat Arta menghela napas.