Bara mendial nomor orang yang sama sejak setengah jam yang lalu. Pria itu menyandarkan punggungnya di sofa dengan kepala yang berdenyut nyeri. Bara memejamkan mata memikirkan tempat mana yang mungkin akan dia tuju untuk mencari tahu keberadaan putrinya.
'Ke mana sih?' gerutunya di dalam hati.
"Mas, nggak di angkat juga?"
Cecil datang dengan ponsel ditangannya juga. Bara menggeleng tanpa membuka mata.
"Arta bilang apa?" tanya Bara pada Cecil yang kini ikutan duduk di sampingnya.
"Arta akan tanya ke teman-teman Deana. Astaga, itu anak bener-bener bikin pusing." keluh Cecil menghela napas.
Gadis 19 tahun itu menghilang entah sejak kapan. Yang Bara ingat, tadi malam saat dirinya memarahi Deana, putrinya itu langsung masuk ke dalam kamar.
Tapi saat tadi pagi Cecil membuka pintu kamar Deana, ruangan itu kosong. Bahkan sprainya dingin. Tanda tidak ada yang menghuninya sejak semalam.