"Pintu udah di kunci kan?"
Syabil mengangguk.
"Aman."
Arta sengaja menirukan gaya bicara 'aman' versi Syabil dengan seringaian geli. Arta melumat bibir Syabil kala gadis itu ingin protes.
Tidak ada kesempatan bagi Syabil untuk menolak bahkan berprotes. Arta benar-benar membuatnya kehilangan setengah kesadarannya karena permainan bibir saja.
Arta tidak tinggal diam. Tangannya merambat ke dada sang istri. Mengelus lembut dan ringan sebelah payudara Syabil. Sengaja tidak menyentuh puncaknya membuat Syabil merasa ada yang kurang.
Syabil ingin mengarahkan tangan Arta agar segera meremas payudaranya. Namun dengan cepat Arta menahan kedua tangan Syabil di atas kepala gadis itu dengan satu tangannya yang lain.
Syabil tahu sekarang kalau Arta sengaja ingin menyiksanya. Menyiksa hasratnya.
Syabil menggigit kuat bibir Arta sehingga tautan bibir mereka terlepas. Syabil memejemakan mata dengan napas yang putus-putus.