Syabil melepaskan pelukan mereka. Mata merahnya menatap Arta.
"Nggak akan ada yang bisa gantiin kamu di sini."
Syabil membawa telapak tangan Arta ke dadanya. "Karena cuma kamu. Sebanyak apapun orang di luar sana yang berusaha mau misahin kamu sama aku, aku nggak akan tinggal diam. Termasuk Nadya ataupun sepupunya."
Arta tersenyum lembut menatap Syabil. Dikecupnya kening Syabil dengan sayang.
"Yang kita butuhkan hanya kepercayaan satu sama lain. Aku percaya sama kamu. Dan kamu juga harus percaya sama aku. Aku nggak mungkin main gila sama lawan jenis, bang. Mungkin dulu aku khilaf, aku salah karena memang jarak sangat menyiksa waktu itu. Tapi nggak pernah sedikitpun terlintas di benak aku buat khianatin kamu. Nyakitin kamu. Hiks..."
"Aku minta maaf. Karena aku yang udah nyakitin kamu. Maaf." bisik Arta di depan bibir Syabil.
Syabil menggeleng. "I love you, Artala."
"I love you too, Princess."