Arta terbangun kala merasakan Syabil gelisah dalam pelukannya.
"Kenapa?" tanya Arta sambil menghidupkan lampu di atas nakas di sebelahnya.
"Laper." jawab Syabil sambil cemberut.
Arta tersenyum dan mencium kening Syabil. "Pesen makan aja ya?" tanyanya sambil meraih ponsel Syabil yang dekat dengan jangkauannya.
Syabil mengangguk dalam pelukan Arta. Jam di ponsel Syabil menunjukkan pukul 10 malam. Pantas saja. Mereka belum makan malam.
"Dedek nya kelaperan ya, Sayang?" tanya Arta sambil mengusap lembut perut Syabil.
"Iya, Papi." jawab Syabil menirukan suara anak kecil.
Arta tertawa. "Aku cuci muka dulu." ujarnya dan beranjak dari atas ranjang.
"Ikut."
Arta mengulurkan tangannya pada Syabil membuat gadis itu tersenyum lebar dan langsung melompat ke gendongan Arta.
"Astaga."
Syabil tertawa karena Arta mundur beberapa langkah akibat menahan bobot tubuhnya.
"Kamu lagi hamil. Nekat banget sih."