Arta mengangkat tubuh Syabil ke gendongannya. Tubuh Syabil di desak ke dinding dan Arta bergerak semakin liar. Mengeluarkan rasa sesak di dada dan di intinya.
"Shit!"
Syabil membungkam bibir Arta yang mengumpat.
"Ingat dedek, bang." bisik Syabil dikala desahannya saat bibir mereka terlepas.
Arta menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Syabil. Mengecup dan menghisap di sana.
Syabil memeluk erat pundak lebar Arta dan mendesah semakin menjadi saat puncak kenikmatan itu seolah akan menghantam nya.
Tubuh Syabil bergetar hebat saat pelepasannya tiba. Arta menggendong Syabil dan membawanya ke sofa. Dibaringkannya Syabil tanpa melepaskan penyatuan di bawah sana. Arta bergerak lembut kemudian cepat. Meski tidak kasar seperti tadi, tapi Arta tetap masih dikuasai amarah dan gairah.
Syabil menatap wajah Arta yang memerah. Syabil mendesah dan membekas rahang tegang Arta.
"Banghhh..."