Sebulan setelah honeymoon.
Arta selesai rapat dengan beberapa klien perusahaan Bara dari beberapa kota. Arta merasakan pusing yang luar biasa. Selama rapat tadi beberapa kali Arta memijit pelipisnya karena rasa pusing yang tidak dapat ia tahan.
Bara yang tahu ada yang salah dengan putranya dengan cepat menyudahi rapat agar Arta bisa cepat untuk istirahat.
"Pulang aja, bang." usul Bara dan Arta menggeleng.
"Pusing banget, Dad."
Bara meraih ponselnya dari dalam saku jas dan mendial nomor dokter Haris. Dokter keluarga mereka dari jaman Arta masih kecil dan sekarang Arta sudah dewasa. Masih saja setia.
"Tahan ya. Dokter Haris kebetulan juga deket sini. Sebentar lagi juga sampai."
Arta mengangguk sambil memejamkan mata. Putra Bara itu memilih berbaring di atas sofa dengan tangan yang terus memijit pelipisnya.
"Udah makan kamu?" tanya Bara sambil duduk di atas meja sofa. Arta mengangguk lemah.