Arta dan Syabil tengah bersiap-siap menuju ke rumah orangtua Arta. Syabil memoleskan lisptick pink ke bibirnya. Sedangkan Arta tengah menyisir rambutnya. Keduanya sama-sama berdiri di depan cermin lemari. Syabil di depan dan Arta di belakang.
Selesai dengan urusan rambut, Arta meraih botol parfum dari dalam lemari dan menyemprotkan ke beberapa bagian di tubuhnya. Kemudian dengan iseng dan senyum jahilnya, Arta menyemprotkan ke leher jenjang Syabil. Gadis itu merengek karena dia tidak terima di beri parfum cowok.
"Abang ih!"
Arta tertawa. Dipeluknya Syabil dari belakang dan diendusnya leher Syabil yang memang terekspos karena rambutnya digelung asal oleh Syabil.
"Modus." ujar Syabil karena Arta masih saja mengendus lehernya.
"Wanginya." bisik Arta membuat Syabil memutar bola mata.
"Nggak pernah abang pake ya parfum nya?"
"Pake kok. Tiap hari."
"Boong. Itu buktinya masih penuh aja."