Arta menggeliat pelan dan meraba tempat di sebelahnya. Kosong. Mata Arta seketika terbuka lebar. Pandangannya mengedar ke seluruh isi kamar. Tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Apa semalam dia bermimpi?
Arta mengintip ke dalam balik selimut. Keadaan tubuhnya polos tanpa busana dan ada bercak darah di atas sprei putihnya.
Senyum Arta merekah lebar saat semuanya tidaklah mimpi. Lalu ke mana istrinya?
Menyingkap selimut, Arta berjalan memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan diri. Setelah selesai, Arta hanya memakai bokser dan baju kaos oblong kemudian keluar dari kamar untuk mencari Syabil.
"Yang."
"Di dapur, bang."
Arta tersenyum mendengar sahutan suara Syabil. Dengan langkah ringan Arta berjalan ke arah dapur dan melihat Syabil tengah berdiri di depan kompor entah mengaduk apa.
Syabil terjengit kaget saat dua lengah membelit tubuhnya dari belakang.
"Bikin kaget." keluhnya dan Arta tersenyum lembut sambil mencium pipi Syabil.
