Arta masih terus menggelitik si kembar di balik punggung Syabil. Hingga keseimbangan Arta oleng dan menimpa tubuh Syabil. Kedua remaja itu terbaring di atas sofa dengan Arta yang menahan bobot tubuhnya dengan siku di masing-masing sisi kepala Syabil.
Si kembar yang melihat abangnya lengah langsung kabur keluar bersamaan. Sedangkan Deana sudah jatuh terlelap di sofa satunya lagi karena kelelahan bermain.
Syabil menyerjapkan matanya beberapa kali saat hidungnya dan hidung Arta bersentuhan.
Keduanya sama-sama menahan napas karena jarak mereka yang sangat dekat dan intens.
Arta sama sekali tidak berniat menyingkir. Matanya menikmati setiap jengkal wajah cantik Syabil yang merona di bawah kungkungannya.
Perlahan Arta mengikis jarak di antara mereka. Syabil dengan naluriahnya memejamkan mata.