Bara memarkirkan mobil di halaman depan rumah. Matanya melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Pukul lima sore. Tumben sekali pria itu pulang cepat hari ini.
Berjalan memasuki rumah sambil bersiul menandakan suasana hati Bara sedang sangat bagus. Apalagi telinganya tidak mendengar suara gaduh atau jeritan anak-anaknya.
Pria itu memasuki kamar dan melihat istrinya tengah duduk berselonjor di atas ranjang sambil menyandar di kepala ranjang.
"Mas..." sapa Cecil saat melihat Bara memasuki kamar.
Bara meletakkan tas kerja serta jasnya ke atas sofa. Pria itu mendekat ke arah ranjang dan mencium kening Cecil.
"Tumben sepi. Anak-anak mana?" tanya Bara.
"Nggak mau! Itu aku yang beli! Abang!"
Nah, baru saja Bara menanyakan hal tersebut. Suara cempreng Deana sudah terdengar. Bara dan Cecil saling melirik kemudian tertawa.
Bara berjalan keluar kamar melihat apa yang tengah diperebutkan oleh anak-anaknya.