Barbangun saat suara tangis Arta terdengar. Beranjak dari atas sofa, Bara berjalan ke arah box bayi dan melihat Arta yang kini menangis semakin kencang. Dengan pelan Bara mengangkat Arta untuk menenangkan bayi itu.
Tangis Arta sedikit reda saat Bara menimangnya dengan pelan. Bayi mungil itu mencecap-cecap bibirnya membuat Bara paham dan segera keluar kamar mencari Cecil.
"Sayang..."
"Ya, Mas, di dapur."
Bara berjalan ke arah dapur di mana suara Cecil menyahut. Istrinya tengah duduk di kursi meja makan sambil memakan buah. Sedangkan Kinan tengah sibuk mengaduk sesuatu di dalam wajan.
"Nangis ya?" tanya Cecil.
"Iya. Haus. Dari tadi ngemut-ngemut bibirnya. Lihat."
Cecil tersenyum saat Arta sudah pindah ke dalam gendongannya.
"Kamu habis bangun tidur, Mas?" tanya Cecil saat melihat mata sang suami.
Bara membuka kulkas dan mengambil satu bungkusan cemilan keripik balado kemudian duduk di sebelah Cecil.