Happy Reading.
*****
Flashback.
Setelah Sandra dan ayahnya digiring masuk ke dalam rumah. Mereka juga langsung dibawa ke sebuah kamar yang paling besar di rumah itu.
Sandra sempat memberontak saat mereka mengambil Anggeline darinya. Tapi dia bisa apa? Di bawah todongan berbagai senjata.
Tangan dan kakinya diikat begitu juga ayahnya. Lalu semua anak buah Chameleon keluar meninggalkan Chameleon dan jalang medusa yang disebut sebagai istrinya, atau istri ayahnya. Sandra gak tau pernikahan mana yang sah.
"Diana ... please jangan lakukan ini kamu salah paham, Honey!" kata ayah Sandra masih berusaha membujuk si medusa itu. Sandra bahkan sudah ingin mencincang medusa itu tiap kali melihat wajahnya. Kalau perlu dia bakal ngerujak itu cewek diberi sambel super pedas lalu dilemparkan untuk dijadikan cemilan makan siang anjing tetangganya.
"C'mon, Dude. Kau menginginkan wanita ini?" kata Chameleon menghina sambil menciumi si tante medusa.
Mereka bukan hanya berciuman karena beberapa saat kemudian Sandra dan ayahnya disuguhi adegan live film porno tanpa perlu diedit.
Sandra marah dan ingin sekali mengulek mereka berdua. Namun yang membuat Sandra makin marah adalah ekspresi ayahnya yang bukan hanya syok tetapi benar-benar hancur lebur menyaksikan wanita yang dicintainya bercinta dengan orang lain di depan matanya. Sandra bahkan melihat ayahnya menangis dan memohon untuk menghentikan ini. Sedang Sandra hanya bisa memejamkan matanya rapat-rapat.
Setelah semua selesai hal yang tidak diduga terjadi. Chameleon mendapat panggilan dari seseorang lalu dia memanggil beberapa anak buahnya masuk.
"Kalian ingin bersenang-senang?" Mendengar itu Sandra sudah panik dia tak mau diperkosa beramai-ramai.
Namun ternyata Sandra salah karena bukan dirinya yang dilemparkan ke anak buahnya. Tetapi si medusa. Sontak Diana kaget serengah mati.
"Apa-apaan ini Chammy?" Diana berteriak sambil meronta karena dipegangi anak buah Chameleon, wajahnya yang tadi menyiratkan kemenangan atas ayahnya kini dipenuhi kepanikan luar biasa.
"Sudahlah Jalang. Targetku sudah dalam perjalanan kemari. Jadi kau sudah tak dibutuhkan lagi. So bersenang-senanglah," kata Chameleon dan duduk santai menyaksikan anak buahnya menggarap Tante Diana bersama-sama.
Sandra tadi memang ingin mencincang tante jalang itu. Tetapi begitu menyaksikan adegan sadis yang menimpanya. Sandra kasihan juga, siapa wanita yang tahan melihat wanita lain diperkosa bersama-sama di hadapannya. Tidak ada. Apalagi mereka benar-benar kasar. Entah berapa pukulan dan tamparan yang diterima tubuh Tante Diana yang jelas jeritan-jeritannya sungguh menyayat hati.
Sandra tak sanggup mendengarnya Sandra juga tak tahan melihatnya. Sandra hanya terdiam bergetar menyaksikan kesadisan ini. Keringat dingin keluar dari seluruh tubuhnya
Ini kejam. Ini sadis. Ini tak berprikemanusiaan.
Lalu semuanya hening.
Sandra membuka mata Sandra menyaksikan kekosongan di mata ayahnya. Seperti tubuh tanpa nyawa.
Lalu dilihatnya tubuh telanjang Tante Diana yang tergeletak begitu saja. Entah pingsan ATAU MATI.
*****
"Sudah," ucap Tama menyadarkan lamunan Sandra akan kejadian beberapa jam yang lalu.
"Ayah kita harus segera pergi." Sandra menarik kembali tangan ayahnya. Entah mengapa dia merasa ada yang mengikutinya. Dan benar saja baru Sandra keluar dari persembunyiannya di depannya sudah berdiri 4 orang anak buah Chameleon yang berhasil mengejarnya.
Sandra mengawasi mereka berempat yang rupanya tak mengeluarkan senjata apinya.
Well kelihatannya mereka meremehkanku, batin Sandra.
Sandra langsung menyerahkan Anggeline pada ayahnya dan menyuruhnya menjauh. Tama awalnya tak mau tetapi Sandra dengan paksa langsung mendorong ayahnya menjauh.
"Bagus kemari, Manis. Kita bersenang-senang," kata salah seorang di antara mereka. Saat Sandra menghampirinya.
"Benar sudah lama kami menginginkanmu," kata seorang lagi.
"Tubuhmu pasti bisa mengobati rasa laparku, Mungil. Tak seperti wanita tua tadi yang langsung tepar saat baru dimulai," kata seorang yang paling besar di antara mereka yang dikenali Sandra salah seorang yang memperkosa Tante Diana tadi.
"Ayo Cantik kamu ingin yang mana dulu? Atau kau ingin sama-sama saja? Kau akan aman jika menuruti kami." Orang terakhir itu tiba-tiba mendekati Sandra berusaha menggapainya.
"DALAM MIMPIMU CUIH!" Sandra meludahi orang yang berusaha menyentuhnya tadi.
Orang itu mengelap ludah yang ada di wajahnya dengan marah. Sedang teman lainnya menertawakannya karena dihina seorang perempuan.
"DASAR JALANG KECIL SALAN!" Orang itu meringsek maju hendak menyentuh Sandra. Tetapi tepat di saat itu Sandra berhasil menghindar dan langsung menghadiahi bogem mentah di rahangnya hingga orang itu terjatuh.
Teman-temannya yang melihat itu berusaha membantunya tetapi Sandra sudah siap. Karena tubuh yang kecil Sandra dengan mudah bergerak cepat dan berhasil memukul salah satu di antara mereka tepat di ulu hatinya. Hingga dia terbungkuk kesakitan.
Pertarungan terus berlanjut, Sandra melawan ke empat orang yang tubuhnya bahkan lebih besar darinya dengan mudah.
Setelah beberapa pukulan dan tendangan Sandra berhasil membuat 2 di antara mereka benar-benar pingsan.
Dor!
Sandra langsung memutar wajahnya menuju ayahnya yang telah ditembak kakinya oleh salah seorang di antara mereka.
"Ayo Manis melawanlah dan anakmu akan mati!"
Sandra tak berkutik, diliriknya ayahnya yang terduduk kesakitan sambil menggendong Anggeline.
Sandra harus melucuti senjatanya. Tetapi jaraknya terlalu jauh, dia harus mendekat.
"Ok, Tampan aku menyerah, kau boleh lakukan apa pun padaku asal jangan sakiti anakku ya ...." Sandra memasang tampang puppy eyes-nya yang tak pernah gagal.
Padahal mah dalam hati ganteng apaan, pantat kebo aja masih lebih bagus dari pada tu muka penjahat kelamin.
"Whoa ... Cantik kau membuatku tak tahan."
"Yeah ... aku mengeras seketika."
Dua orang itu gelagapan mendapat tatapan Sandra.
Dengan gerakan sensual yang ditirunya dari Tasya. Sandra menghampiri 2 laki-laki itu. Laki-laki yang emang udah ngiler itu makin. Mupeng aja.
Dengan gerakan secepat kilat Sandra merebut pistol pria yang memegang senjata, saat mereka lengah, dan langsung menembakkan di kakinya lalu menendang junior laki-laki satunya.
"Mau menikmatiku huh? Tunggu monyet beranak dari pantat dulu dasar bajingan!" kata Sandra penuh kemenangan sambil memegang pistolnya.
Sandra berbalik dengan goyangan pinggul yang dibuat-buat. Sengaja memameri dua pecundang itu. Tetapi baru dua langkah Sandra kembali lagi dan menendang mereka berdua dengan tendangan berputar hingga mereka roboh tak sadarkan diri.
"Ye ... ye ... aku menang aku menang!" teriak Sandra melompat-lompat senang seperti anak kecil.
"Sandra ...." Suara ayahnya menginterupsi.
Ya Tuhan Sandra melupakan ayahnya. Begitu sadar Sandra langsung mengambil Anggeline dari gendongan sang ayah.
Sandra mencari kain yang bisa mengikat kaki ayahnya agar darah tak keluar terus. Dengan terpaksa dipakainya baju Anggeline yang dilepas tadi.
"Gak apa-apa ya Yah ... bekas ompol cucu sendiri ini," kata Sandra saat ayahnya akan memprotes.
Lalu ditekan alat yang diberi Alex tadi. Berharap bantuan segera datang dan menyelamatkan ayahnya.
****
TBC