"Oh.. Gpp kok, cuma tadi ada kecoa lewat. Shush shush," sahutku sambil berpura-pura mengusir kecoa yang sebenarnya tidak ada.
"Mungkin kecoanya terpesona sama kecantikan elu, yuk ke kelas, sebelum kecoanya datang lagi sambil bawa pasukan buat kerubungi elu." ajaknya lalu menggenggam tanganku. Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk kepala sambil tersenyum.
Sampai di dalam kelas, aku melihat Brian sedang duduk sambil menatapku hangat. Dia tersenyum manis kepadaku. Aku membalas senyumannya, karena kupikir, aku sudah tidak memiliki masalah lagi dengannya. Ya. Untuk perbuatannya belakangan ini memang menyebalkan, membuatku kesal dengan apa yang telah dia lakukan, namun dia sudah minta maaf, ada baiknya aku melupakan kejadian tersebut dan tetap menganggapnya sebagai seorang teman.