"Aku akan berusaha untuk percaya sama kamu." Dwina mendesah keras, dia sudah terpojokkan oleh perasaan kuat Arya sampai Dwina nyaris kehilangan kata-kata.
"Nggak Dwina." Arya mengelak kembali, dan tampaknya dia akan bersikap begitu bila Dwina tak sejalur. Sungguh keras kepala.
"Terus aku harus berbuat apa?" Suara Dwina sedikit meninggi, dirinya diambang frustasi. Arya terlalu memaksa keinginan dia pada Dwina.
"Buka hati kamu, Dwina."
"Nggak semudah itu. Makanya aku lagi mencoba sebisa mungkin. Aku juga mau merasakan namanya cinta. Sebenarnya—kita itu mau ngomongin apa sih? Kenapa jadi begini?" Dwina melepaskan diri dari sisi Arya, dia kesal sendiri.
"Ikut aku." Tanpa peduli Arya menarik tangan Dwina dan mengajaknya untuk masuk ke dalam mobil.
"Kita mau kemana?" ujar Dwina kala Arya menutup keras pintu mobil kemudian lelaki itu ikut bergabung duduk di balik kemudi.