Benak Dwina berdenyut parah dia merasa kacau terutama tentang Putri maupun Jordan. Dia mencoba tenang dengan menenggalamkan diri dalam tumpukan tugas kuliah.
Ada saatnya Dwina ingin sekali hanyut dalam kehampaan sejati, dimana tidak ada masalah yang datang bertubi-tubi. Fisik serta sikap Dwina memang tampak biasa saja seperti manusia normal, berbeda apa yang terjadi dalam hati Dwina.
Dwina bukan manusia suci, dia juga dapat melakukan kesalahan seperti berprasangka buruk juga dia bisa marah. Namun saat ini dia berulang kali menyalahkan diri sendiri. Semua terlalu sensitif untuk dia.
Apakah dia mau datang bulan? Pramentruasi memang bisa mengacaukan kejiwaan seorang wanita. Bahkan ada seseorang mencapai tahap frustasi, menangis dan hilang arah.
Dwina meneguk habis air mineral dari botolnya. Perut bagian bawahnya mendadak nyeri. Dwina merebahkan kepalanya di atas meja belajar penuh kemalasan.